Tambang Tradisional (doc.Prasetyo H, 2012) |
Kontaminasi minyak pada
tanah, air tanah, sedimen, permukaan air,
dan udara merupakan bahan berbahaya dan
beracun. Sampai saat
ini limbah B3 merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi dunia industri. Banyak lokasi-lokasi tercemar yang membutuhkan
penanganan.
Produksi minyak bumi menghasilkan
limbah pencemaran, limbah dihasilkan dari
pengeboran, pengolahan maupun kecelakaan. Bahan berbahaya
tersebut termasuk benzena, toluena, etil benzene dan xylem, dan sudah diatur oleh banyak negara (Chaillan et
al., 2005).
Kebutuhan
untuk kembali merediasi lokasi tercemar tersebut telah mendorong pengembangan teknologi
baru yang mempercepat penghancuran polutan dari pada proses alami. Teknologi
itu diantaranya adalah bioremediasi. Bioremediasi, yaitu penggunaan
mikroorganisme atau proses mikroba untuk mendegradasi lingkungan terkontaminasi.
Bioremediasi memiliki berbagai aplikasi, termasuk pembersihan kontaminan pada air
tanah, tanah, laguna, endapan, dan sungai. Bioremediasi telah digunakan pada
aplikasi yang sangat besar, seperti yang ditunjukkan pada garis pantai di
Prince William Sound, Alaska, setelah tumpahan minyak Exxon. Selain kasus di Alaska
merupakan wujud keberhasilan penggunaan bioremediasi dengan skala yang luas, masih
banyak keberhasilan di kasus lain dengan aplikasi pada skala yang lebih kecil
(Boopathy, 2000).
Pendekatan untuk pemulihan lingkungan
yang tercemar memanfaatkan keragaman dan daya adaptasi mikroorganisme untuk
menurunkan berbagai kontaminan organik dan anorganik. Sebagai teknologi
pengolahan, bioremediasi telah/paling banyak
diterapkan untuk degradasi hidrokarbon minyak bumi termasuk bensin, solar,
bahan bakar jet, dan minyak pemanas (Cunningham and Philp, 2000).
Bioremediasi sering harus mengatasi kondisi multifase, heterogen lingkungan, seperti kondisi tanah, kelembaban tanah. Karena kompleksitas ini, kesuksesan bioremediasi tergantung pada interdisipliner pendekatan yang melibatkan beberapa disiplin ilmu seperti mikrobiologi, rekayasa, ekologi, geologi, dan kimia (Boopathy, 2000).
Pustaka:
Boopathy,
R. 2000. Factors limiting bioremediation technologies. Bioresource technology
74 (63-67)
Chaillan,
F., C.H. Chayneau, V. Point, A. Saliot and J. Oudot, 2006. Factors inhibiting
bioremediation of soil contaminated with weathered oils and drill cuttings.
Environ. Poll., 144: 255-265.
Cunningham
dan Philp. 2000. Comparation of bioaugmentation and biostimulation in ex situ
treatment of diesel contaminated soil. Land contamination and reclamation, 8
(4)
No comments:
Post a Comment