Friday 1 June 2012

Kontaminasi Minyak Bumi dapat diatasi dengan Bioremediasi


Tambang Tradisional (doc.Prasetyo H, 2012)
 Kontaminasi minyak pada tanah, air tanah, sedimen, permukaan air, dan udara merupakan bahan berbahaya dan beracun. Sampai saat ini limbah B3 merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi dunia industri. Banyak lokasi-lokasi tercemar yang membutuhkan penanganan.
Produksi minyak bumi menghasilkan limbah pencemaran, limbah dihasilkan dari pengeboran, pengolahan maupun kecelakaan. Bahan berbahaya tersebut termasuk benzena, toluena, etil benzene dan xylem, dan sudah diatur oleh banyak negara (Chaillan et al., 2005).
Kebutuhan untuk kembali merediasi lokasi tercemar tersebut telah mendorong pengembangan teknologi baru yang mempercepat penghancuran polutan dari pada proses alami. Teknologi itu diantaranya adalah bioremediasi. Bioremediasi, yaitu penggunaan mikroorganisme atau proses mikroba untuk mendegradasi lingkungan terkontaminasi. Bioremediasi memiliki berbagai aplikasi, termasuk pembersihan kontaminan pada air tanah, tanah, laguna, endapan, dan sungai. Bioremediasi telah digunakan pada aplikasi yang sangat besar, seperti yang ditunjukkan pada garis pantai di Prince William Sound, Alaska, setelah tumpahan minyak Exxon. Selain kasus di Alaska merupakan wujud keberhasilan penggunaan bioremediasi dengan skala yang luas, masih banyak keberhasilan di kasus lain dengan aplikasi pada skala yang lebih kecil (Boopathy, 2000).
Pendekatan untuk pemulihan lingkungan yang tercemar memanfaatkan keragaman dan daya adaptasi mikroorganisme untuk menurunkan berbagai kontaminan organik dan anorganik. Sebagai teknologi pengolahan, bioremediasi telah/paling banyak diterapkan untuk degradasi hidrokarbon minyak bumi termasuk bensin, solar, bahan bakar jet, dan minyak pemanas (Cunningham and Philp, 2000).
       Bioremediasi sering harus mengatasi kondisi multifase, heterogen lingkungan, seperti kondisi tanah, kelembaban tanah. Karena kompleksitas ini, kesuksesan bioremediasi tergantung pada interdisipliner pendekatan yang melibatkan beberapa disiplin ilmu seperti mikrobiologi, rekayasa, ekologi, geologi, dan kimia (Boopathy, 2000)
 
Pustaka:
Boopathy, R. 2000. Factors limiting bioremediation technologies. Bioresource technology 74 (63-67)
Chaillan, F., C.H. Chayneau, V. Point, A. Saliot and J. Oudot, 2006. Factors inhibiting bioremediation of soil contaminated with weathered oils and drill cuttings. Environ. Poll., 144: 255-265.
Cunningham dan Philp. 2000. Comparation of bioaugmentation and biostimulation in ex situ treatment of diesel contaminated soil. Land contamination and reclamation, 8 (4)
 

No comments:

Post a Comment