Lab lindungan lingkungan PUSDIKLAT MIGAS |
Kesuksesan dalam bioremediasi tergantung pada ketepatan dari penerapan metode
bioremediasi, jenis mikroba, tempat/ kondisi dan dengan faktor lingkungan yang tepat untuk mendukung proses degradasi. Mikroba yang tepat adalah
bakteri
atau jamur yang
memiliki kemampuan fisiologis dan metabolik untuk mendegradasi hidrokarbon. Bioremediasi memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan teknik konvensional seperti land fill atau
insinerasi. Bioremediasi dapat dilakukan di lokasi pencemaran (in-situ), dengan biaya lebih murah,
menghilangkan limbah secara permanen, waktu yang relatif singkat, dan lebih diterima/disetujui oleh masyarakat karena ramah lingkungan, serta dapat diikuti dengan perlakuan secara fisik atau metode
kimia lainnya. Namun
selain memiliki keunggulan bioremediasi juga memiliki
keterbatasan. Beberapa
bahan kimia tidak dapat untuk di biodegradasi, seperti logam berat, dan radionuklida serta beberapa
senyawa klorinasi. Dalam
beberapa kasus metabolisme, mikroba dapat menghasilkan metabolit beracun. Bioremediasi adalah
prosedur intensif
ilmiah yang
harus
disesuaikan dengan kondisi
khusus lapangan, yang berarti bahwa
harus melakukan
studi uji coba pada skala kecil sebelum dilakukan pada skala sebenarnya.
Ada hal pokok yang perlu diketahui sebelum melakuakan
bioremediasi. Beberapa hal pokok ini dapat dirinci dengan pertanyaan sebagai
berikut.
Beberapa pertanyaan harus dijawab sebelum
menggunakan teknik bioremediasi adalah: apakah kontaminan bersifat biodegradable? Apakah sudah terjadi biodegradasi
secara alami? bagaimana kondisi
lingkungan yang sesuai
untuk
biodegradasi? jika limbah tersebut tidak sepenuhnya terurai,
bagaimanakah langkah berikutnya? Pertanyaan-pertanyaan ini dapat menjawab dengan melakukan
karakterisasi kondisi
dan lokasi pencemaran dan juga proses penerapanya (Boopathy,
2000).
Pustaka
Boopathy,
R. 2000. Factors limiting bioremediation technologies. Bioresource technology
74 (63-67)
No comments:
Post a Comment